AESTHETIC OF THE YEAR, AESTHETIC JUARA OF THE YEAR, REELS OF THE YEAR, COLLABS OF THE YEAR

HUMAS JABAR AWARDS 2023

5 TAHUN JABAR JUARA

HUT JABAR 2023

APRESIASI INSAN PERTANIAN 2023

SEDEKAH HASIL BUMI 

Anugerah PNS Berprestasi Tahun 2023

KOTA BANDUNG-- Sembilan pegawai negeri sipil terbaik meraih Anugerah PNS Berprestasi yang diselenggarakan Pemdaprov Jabar pada Senin (27/11/2023).&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/0cfdff2c-68ba-4bbb-8876-c978d88e3da4?width=1600&amp;height=1066" alt="Whats App Image 2023 11 28 at 09.12.20 8fa46756" />
Kesembilan PNS berprestasi tersebut berasal dari pemda provinsi dan kabupaten kota di Jabar. Para PNS berhasil menjadi yang terbaik setelah melalui seleksi ketat yang kemudian menghasilkan para pemenang dari tiga kategori: Inovatif, Inspiratif, The Future Leader.&nbsp;
Seleksi tahap I pendaftaran, sebanyak 270 PNS mendaftarkan diri. Tahap ll administrasi yang lulus sebanyak 90 peserta. Tahap Ill presentasi dan wawancara menghasilkan sebanyak 30 peserta.
Tahap IV visitasi lapangan mengerucut menjadi 18 peserta. Tahap V adu gagasan yang menghasilkan 9 peserta dari masing-masing kategori. Dari proses akhir itulah ditentukan tiga besar pemenang dari setiap kategori.&nbsp;
Secara umum yang dilihat dari PNS berprestasi selain kinerja baik juga loyalitas, kejujuran, serta dedikasi memajukan Jabar.
Penjabat Sekda Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan, ajang penghargaan bertujuan memotivasi semua PNS baik di lingkungan Pemdaprov Jabar maupun pemda kabupaten/kota.&nbsp;
"Ini penghargaan yang diberikan oleh Pemprov Jabar untuk bisa membuktikan. Bahwa (PNS) di Provinsi Jawa Barat mampu memberikan yang terbaik, dengan pelayanan sepenuh hati kepada masyarakat," ujar Taufiq Budi Santoso.&nbsp; &nbsp; Taufiq mengingatkan agar para PNS memperkuat berkolaborasi untuk meningkatkan kinerja dan menjawab berbagai tantangan pelayanan publik dan pemerintahan.
"Mari kita giatkan lagi, tingkatkatkan lagi semangat, kegigihan dalam mengembangkan diri, bersilaturahim, berkoordinasi, menguatkan kolaborasi untuk pembanguan Jabar," pungkas Taufiq.&nbsp;
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jabar Sumasna menyebutkan pada 2023 tercatat jumlah PNS Provinsi Jabar sebanyak 46.625 orang, terdiri dari berbagai pangkat, golongan dan jabatan.
Berdasarkan penilaian kinerja, PNS Jabar tahun 2022, meraih nilai 99,21 persen.&nbsp;
"Untuk Nilai Indeks Norma Standar, Prosedur, Kriteria (NSPK) 2021 Jabar meraih angka 80 dengan &nbsp;predikat Baik, 2022 nilai 92,44 dengan predikat Sangat Baik," kata Sumasna.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman yang hadir pada acara menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Anugerah PNS Berprestasi Jabar 2023.&nbsp;
"PNS fundamental dalam jalannya pemerintahan sehingga perlu peningkatan kualitas. Melalui ajang ini para PNS bisa berkompetisi secara fair dengan sistem penilaian yang dijalankan," ungkapnya.
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/dfdd27ed-fa74-4c2e-8c6a-3a77ab9a1391?width=1600&amp;height=1066" alt="Whats App Image 2023 11 28 at 09.12.21 Ed11168c" />
 Berikut para penerima Anugerah PNS Berprestasi Tahun 2023:&nbsp;
 Kategori Inovatif
Juara 1:&nbsp; Gin Gin Ginanjar - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung
Juara 2:&nbsp; Prima Mayaningtias - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat
Juara 3: Erni Herdiani - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
&nbsp;
Kategori Inspiratif:
Juara 1:&nbsp; Toto Warsito-Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Juara 2: Atin Kartinah- Dinas Pendidikan Kabupaten Garut&nbsp;
Juara 3: Tuti Ruswati -Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sumedang
 Kategori The Future Leader:
Juara 1: Nenden Tatin Maryati- Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Juara 2: Teguh Haris Pathon- Kecamatan Antapani&nbsp;
Juara 3: Zulfichar Kurniadi- Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat
 HUMAS JABAR&nbsp; Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar&nbsp; Ika Mardiah

Pemdaprov Beri Penghargaan Sembilan PNS Terbaik se - Jabar

Bandung, 17 November 2023 - Hari ini Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat sedang dilaksanakan kegiatan Temu Usaha dan Gelar Produk Unggulan Jawa Barat di Trans Convention Center, Bandung.
&nbsp;
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan jejaring kemitraan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat tani Jawa Barat dan dihadiri oleh Kepala Dinas penyelenggara pertanian Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat juga diikuti oleh 150 orang pelaku usaha tani beserta penyuluh pendamping.
&nbsp;
Keberhasilan sektor pertanian Jawa Barat sebagai lumbung pangan nasional hingga saat ini masih belum disertai dengan peningkatan kesejahteraan pelaku usahanya, permasalahan yang dihadapi tidak hanya soal harga produk yang tidak stabil, namun yang menjadi kendala utama kaitan jejaring pemasaran dan peluang pasar, sehingga memerlukan berbagai strategi dalam rangka mengatasi hal tersebut.
&nbsp;
Penguatan pendampingan menjadi salah satu langkah yang diambil Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat selaku pembina dengan menerapkan metode penyuluhan berupa kegiatan temu usaha dan gelar produk.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/608cf783-742a-43e7-87df-354373f8f838?width=1280&amp;height=855" alt="Img 6443" />
&nbsp;
Temu usaha merupakan metoda penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan akses informasi usaha tani yang didefiniskan sebagai pertemuan antar pellau utama dan pelaku usaha dibidang agribisnis agar terjadi proses tukar informasi berupa peluang usaha, modal, teknologi produksi, pasca panen, pengolahan hasil serta pemasaran hasil dengan harapan terjadi kontrak kerjasama.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/aa649c7d-a8d4-44af-bfb8-8f8070a0d38e?width=1280&amp;height=855" alt="Img 6177" />
&nbsp;
Temu usaha yang akan dilakukan merupakan pertemuan antar pelaku utama dan pelaku usaha pada komoditas tanaman pangan dan tanaman hortikultura.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/019d6a02-8d6b-466c-ba45-6bf0c41571e9?width=1280&amp;height=855" alt="Img 5851" />
&nbsp;
Kegiatan ini juga dibersamai dengan kegiatan gelar produk dari seluruh Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat dalam rangka mempromosikan produk unggulan hasil pertanian kepada masyarakat Jawa Barat.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/4a69f458-566d-4a79-a390-6147169d2844?width=1280&amp;height=855" alt="Img 6356" />
&nbsp;
Pada kegiatan inipun akan dilaksanakan Talkshow dengan tema "Strategi Peningkatan Kesejahteraan Petani" yang akan diisi oleh para Narasumber yang siap memberi ilmu dan inspirasi untuk para tamu undangan dan peserta yang hadir.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/91635804-b5ae-449d-802a-a104d04adbb8?width=1280&amp;height=855" alt="Img 5799" />
&nbsp;
Pendamping Petani memiliki tugas untuk mensejahterakan petani dan hadirnya Intan Permata diharapkan mampu membuat sektor pertanian mampu meningkatkan tumbuhnya kreativitas dan semangat pengembangan usaha produktif yang bernilai tambah dan berdaya saing dalam masyarakat tani khususnya pelaku agribisnis untuk pertanian Jawa Barat better farmin&rsquo;, better business, better livin&rsquo;, better future for better life.
&nbsp;
Semoga melalui acara ini, kita dapat terus memperkuat peran pendampingan petani serta menginspirasi perubahan positif, dan mendukung pertumbuhan sektor pertanian serta kesejahteraan petani.
&nbsp;
Temui Petani, Temukan Inspirasi, Bersama membangun negeri.

Talkshow Strategi Pembangunan Kesejahteraan Petani

Temui Petani, Temukan Inspirasi, Bersama Membangun Negeri!

Bandung, 16 November 2023 - Hari ini, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat sedang melaksanakan Launching Layanan Pendampingan Digital Intan Permata yang dihadiri oleh Kepala Dinas penyelenggara pertanian Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat juga diikuti oleh 150 orang pelaku usaha tani beserta penyuluh pendamping..&nbsp;
&nbsp;
Keberhasilan sektor pertanian Jawa Barat sebagai lumbung pangan nasional hingga saat ini masih belum disertai dengan peningkatan kesejahteraan pelaku usahanya, permasalahan yang dihadapi tidak hanya soal harga produk yang tidak stabil, namun yang menjadi kendala utama kaitan jejaring pemasaran dan peluang pasar, sehingga memerlukan berbagai strategi dalam rangka mengatasi hal tersebut.
&nbsp;
Penguatan pendampingan menjadi salah satu langkah yang diambil Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat selaku pembina dengan menerapkan metode pendampingan dan perluasan jejaring usaha tani yang dioptimalkan dalam bentuk digitalisasi melalui soft launching layanan pendampingan digital "Intan Permata" (Interaksi Pertanian untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tani) sehingga diharapkan pendampingan usaha tani kedepan akan dapat diakses masyarakat Jawa Barat dengan lebih mudah.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/a18d4133-d6ca-4a43-a969-39be9e77d5a8?width=1280&amp;height=855" alt="Img 5913" />
&nbsp;
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat pada saat penyampaian laporan kegiatan menyampaikan bahwa pembangunan pertanian membutuhkan inovasi digital yang dapat memaksimalkan peran pendampingan untuk mendongkrak kesejahteraan.
&nbsp;
"Intan Permata yang merupakan proyek perubahan Ajat Sudrajat selaku Project Leader, hadir untuk memudahkan pelaku usaha dalam berusaha tani dan memberi kemudahan untuk mengoptimalkan pendampingan pada para petani untuk setiap proses, dan diharapkan juga dapat memberi manfaat untuk meringankan pekerjaan petani dalam meningkatkan produksi dan produktivitas" ucap Dadan.
&nbsp;
INTAN PERMATA yang merupakan singkatan dari "Interaksi Pertanian untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tani" merupakan Strategi Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui Penguatan Pendampingan dan Pemenuhan Layanan Digital di Jawa Barat.
&nbsp;
"Dengan hadirnya Intan Permata, Inshallah, Jawa Barat akan menjadi provinsi dengan sektor pertanian yang terbaik" ucap Dadan Hidayat sambil mengakhiri penyampaian laporan kegiatan.
&nbsp;
Hal tersebut tentu untuk mencapai harapan bersama bahwa kedepan para pelaku sektor pertanian di Jawa Barat mampu menguasai pasar dalam negeri dan luar negeri untuk memperoleh kesejahteraan yang didambakan.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/c3ea644e-2d22-492c-ac67-a1f0f0c82bef?width=1280&amp;height=855" alt="Img 5955" />
&nbsp;
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. R. Nina Susana Dewi yang hadir mewakili Pj. Gubernur Jawa Barat pada saat menyampaikan sambutan Pj. Gubernur menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat selalu menjadi kontributor penyediaan pangan di tingkat Nasional dan hal itu tidak terlepas dari peran Sumberdaya Manusia Pertanian yang berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan pertanian di Jawa Barat.
&nbsp;
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan segala cara khususnya melalui dukungan program dalam rangka menyukseskan pembangunan pertanian, baik dari fasilitasi sarana-prasarana maupun program pengembangan kualitas SDM Pertanian.
&nbsp;
Pada kesempatannya saat menyampaikan sambutan dr. Nina pun mengatakan bahwa Jawa Barat memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam menangani stunting.
&nbsp;
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, dan salah satu faktor yang menjadi penyebab stunting meliputi kurangnya akses makanan bergizi "Diperlukan peran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam penanganan stunting di Jawa Barat dengan memastikan ketersediaan pangan yang bergizi baik, mari kita bekerjasama dalam peningkatan produksi dan produktivitas pangan" ucap dr. Nina.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/2c83fd92-4b51-4206-8b7f-43b8cf7ddac0?width=1280&amp;height=855" alt="Img 5975" />
&nbsp;
Ajat Sudrajat selaku Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat yang juga selaku Project Leader Intan Permata pada kesempatannya menyampaikan bahwa Intan Permata dibutuhkan karena dapat menjadi inovasi yang dapat mengakomodir kebutuhan petani dengan berbagai fitur dan akses informasi agar pertanian semakin maju dan menghasilkan swasembada pangan yang baik di Jawa Barat.
&nbsp;
"Maka hari ini kita akan membuat sebuah komitmen bersama dengan yang tertuang didalamnya adalah kesepakatan untuk memanfaatkan aplikasi website Intan Permata dan Komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani" ucap Ajat.
&nbsp;
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/8e4f6125-5ca2-40de-aea7-d3f914b65fe4?width=1280&amp;height=855" alt="Whats App Image 2023 11 16 at 15.19.50 (1)" />
&nbsp;
Dan penandatanganan Komitmen Bersama pun dilakukan oleh seluruh Kepala Dinas Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat tepat setelah acara dibuka secara resmi.

Interaksi Pertanian untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tani

Launching Layanan Pendampingan Digital "INTAN PERMATA"

<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/e7115c4c-ef27-45dd-8df5-e8786b5edf40?width=1919&amp;height=1074" alt="Screenshot 2023 11 22 145842" />
DESKJABAR &ndash; Usaha pertanian organik berkelanjutan di Jawa Barat memperoleh payung hukum. Pihak DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) mengakomodasi Ranperda (Rancangan Peraturan Daerah) tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Daerah Provinsi Jawa Barat.
Ranperda tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Daerah Provinsi Jawa Barat, bersama tiga ranperda lainnya, akan diahas oleh DPRD Provinsi Jawa Barat pada tahun 2024. Dengan demikian, akan muncul empat perda baru di Jawa Barat pada tahun 2024, termasuk tentang pertanian organik. Usaha pertanian organik menjadi salah satu langkah kuat untuk memulihkan kesuburan tanah, penyediaan pangan sehat, serta antisipasi dampak perubahan iklim di Jawa Barat. Tanah-tanah pertanian di Jawa Barat mendesak dilakukan pemulihan kesuburan tanah dan mendorong pola konsumsi pangan sehat bagi masyarakatnya.
Informasi dari Pj Gubernur
Pada pidato Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Macmudin, pada Rapat Paripura DPRD dalam Persetujuan Program Pembentukan Peraturan Daerah tahun 2023, Rabu, 15 November 2023, Ranperda tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk diantara empat Ranperda yang diakomodasi oleh DPRD Jawa Barat untuk tahun 2024.
Disebutkan ada delapan Ranperda untuk dibahas di tahun 2024 melalui Surat Nomor 8444/HK.02.01/HUKHAM tanggal 11 Oktober 2023.&nbsp; Dari hasil pembahasan yang disepakati diakomodasikan dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah Tahun 2024, ada empat &nbsp;sebanyak 4 Raperda, yaitu: Ranperda tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Daerah Provinsi Jawa Barat; Ranperda tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2050; Ranperda tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2025-2045 Ranperda tentang Investasi dan Kemudahan Berusaha.
Launching&nbsp;
Sore harinya, dilakukan launching Pengembangan Pertanian Organik melalui EkoJabar (Edukasi, Kolaborasi, dan Organic Promotion) di Provinsi Jawa Barat dengan penandatanganan Naskah Akademik Ranperda Penyelenggaraan Pertanian Organik di Provinsi Jawa Barat. Juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemprov Jawa Barat, pemkab, pemdes, produsen, dan offtaker, dilakukan di GH Universal Hotel Jln. Dr. Setiabudi No.376 Kota Bandung.&nbsp; Tampak sangat banyak pihak hadir pada acara tersebut, yang dilanjutkan diskusi peluang ekspor pertanian organik. &nbsp; Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat. Dadan Hidayat, mengatakan, bahwa ada 20 kabupaten/kota di Jawa Barat pada lahan seluas 14.288 hektar. Adalah kabupaten/kota yang menyediakan lahan untuk pertanian organik adalah Sumedang, Ciamis, Garut, Kabupaten Sukabumi, Purwakarta, Bogor, Bekasi, Cianjur, Pangandaran, Karawang, Kuningan, Tasikmalaya, Cirebon, Kota Sukabumi, &nbsp;Subang, dan Kota Bogor.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Jawa Barat, Yanti Hidyatun Zakiah, mengatakan, bahwa pelaksanaan pertanian organik untuk tanaman padi mulai dilakukan pada tahun 2024. Usaha pertanian organik secara berkelanjutan di Jawa Barat, dirancang serba menguntungkan bagi seluruh pelaku. ***
 Editor: Kodar Solihat

Ranperda Pertanian Organik di Jawa Barat Diakomodasi oleh DPRD Tahun 2024

<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/f35cb2fb-1f78-4dd7-ac2a-fa8e75e702b4?width=6000&amp;height=3376" alt="Ds C01446" />
Sebanyak 17 kabupaten/kota di Jawa Barat berkomitmen menyediakan lahan untuk pengembangan pertanian organik berkelanjutan. Langkah tersebut sebagai mendorong pemulihan kesuburan tanah pertanian dan penyediaan pangan sehat di Jawa Barat.
&nbsp;
Upaya pemulihan tanah&nbsp;pertanian di Jawa Barat melalui usaha pertanian organik berkelanjutan, merupakan inisiatif Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Inisiatif tersebut mendapat respon besar dari 17 kabupaten/kota di Jawa Barat, yang juga merasa berkepentingan sama.
&nbsp;
Ke-17 kabupaten/kota itu&nbsp;sudah menandatangani kesepahaman penyediaan lahan untuk pertanian organik berkelanjutan. Dasarnya, berupaya menciptakan kembali lingkungan lestari, pangan sehat, dan menekan dampak perubahan iklim demi kehidupan masyarakatnya.
&nbsp;
Target areal
&nbsp;
Penandatanganan kesepahaman penyediaan&nbsp;lahan pertanian organik berkelanjutan oleh 17 kabupaten itu dilakukan di Aula Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Kamis, 2 November 2023. Rencananya, pengembangan pertanian organik berkelanjutan di Jawa Barat dilakukan musim tanam akhir 2023 dan awal 2024.
<img src="https://distanhorti.jabarprov.go.id/panel/assets/e4990863-280d-4f7c-92c2-7287425af18b?width=6000&amp;height=3376" alt="Ds C01457" />
Pendatanganan kesepahaman dilakukan&nbsp;17 perwakilan dinas pertanian kabupaten, disaksikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat dan Kepala Bidang Tanaman Pangan, Yanti Hidyatun Zakiah, dan Kepala Biro Kementerian Pertanian diwakili Endro Gunawan.
&nbsp;
Pada saat yang sama juga dilakukan diskusi publik penyusunan naskah akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Provinsi Jawa Barat.
&nbsp;
Kepala Dinas Tanaman&nbsp;Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Yanti Hidyatun Zakiah, Kamis, 9 November 2023 menyebutkan, ke-17 kabupaten yang menyediakan lahan untuk pertanian organik itu adalah Sumedang, Garut, Ciamis, Sukabumi, Purwakarta, Bogor, Cianjur, Bekasi, Pangandaran, Karawang, Kuningan, Tasikmalaya, Cirebon, Kota Sukabumi, Subang, dan Kota Bogor. Pengembangan pertanian organik di Jawa Barat itu seluas 14.288 hektare.
&nbsp;
Pelaksanaan pertanian organik&nbsp;berkelanjutan di Jawa Barat sudah dimulai di Sumedang dimulai tahun 2020 di Kelompok Tani Kanem Desa Cikurubuk dimana tahun 2023 sudah mencapai 30 hektare. Untuk tahun 2024, akan dikembangkan menjadi 80 haktare, berikut sejumlah bantuan yang berkaitan.
&nbsp;
Dadan Hidayat mengatakan,&nbsp;salah satu tantangan untuk meningkatkan kembali produktivitas tanaman pangan di Jawa Barat, adalah memulihkan kesuburan. Sebab, selama ini sudah jenuh bahan-bahan kimia, terutama berasal dari pupuk kimia.
&nbsp;
&ldquo;Penggunaan bahan-bahan organik,&nbsp;apalagi dengan menciptakan pertanian organik, menjadi cara memulihkan kembali kesuburan tanah. Ini perlu komitmen kuat agar pertanian organik dapat menjadi berkelanjutan, sehingga dirasakan manfaatnya bagi petani dan kita semua,&rdquo; ujar Dadan Hidayat.
&nbsp;
Manfaat lain pertanian&nbsp;organik, agar para petani menjadi tidak ketergantungan pupuk kimia bersubsidi dan pestisida kimia. Manakala sedang terjadi hambatan soal pupuk kimia bersubsidi, para petani dapat tenang-tenang saja usahanya, karena sudah punya andalan pupuk organik untuk produktivitas tanaman serta agens hayati untuk pengendalian hama.
&nbsp;
Tujuannya, adalah jangka&nbsp;panjang agar produktivitas tanaman pangan dapat meningkat kembali, serta mendukung menciptakan kesehatan masyarakat dengan terciptanya pangan sehat. Pangan sehat yang disediakan adalah beras organik, dengan sistem bisnis yang diarahkan menarik bagi petani.
&nbsp;
Dalam diskusi, muncul&nbsp;usulan agar ada subsidi bagi para petani yang mengusahakan pertanian organik. Sebab, dalam menciptakan usaha pertanian organik, ada karakter umum dimana pada tahap awal biasanya produksi menurun namun secara bertahap kembali meningkat. ***
&nbsp;
Editor:&nbsp;Kodar Solihat
&nbsp;